Melestarikanwarisan kultural dan menjadikan Islam sebagai agama publik. Ilustrasi Walisongo. (Betaria Sarulina/Historia). Beberapa catatan sejarah menyimpulkan, Islam masuk ke Nusantara sejak akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8. Kala itu, penyebaran ajaran Nabi Muhammad SAW ini belum begitu pesat. Namun, sejak awal abad ke-15, Walisongo PenjelasanTentang Aspek Trigatra Dalam Wawasan Nusantara | simpleNEWS05. Pengertian Wawasan Nusantara Secara Etimologis dan Terminilogis. Batas-Batas Wilayah Indonesia di Sebelah Utara, Timur, Selatan, dan Barat | simpleNEWS05. 3 Komponen Bela Negara | simpleNEWS05. Pengertian Wilayah Perairan atau Wilayah Lautan Suatu Negara. Berikutini cerita singkat mengenai menteri pendidikan pertama republik ini, yang punya sumbangsih begitu besar: Hari Pendidikan Nasional 2 Mei diambil dari hari lahir Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan yang namanya masyhur dalam lembaran sejarah bangsa. Berikut ini cerita singkat mengenai menteri pendidikan pertama republik ini, yang punya cash. › Kelompok Kerja Pendidikan G-20 yang dipimpin Kemendikbudristek membahas perlunya sistem pendidikan berubah secara mendasar untuk menyiapkan masa depan generasi muda dunia yang tangguh dan relevan. Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU 5 menit baca DOKUMENTASI KEMDIKBUDRISTEKSsuasana pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G-20 yang dipimpin Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia di Yogyakarta pada 16-18 Maret 2022 secara luring dan daring. Kelompok kerja pada hari pertama membahas pendidikan berkualitas untuk semua dan pemanfaatan teknologi KOMPAS – Pandemi Covid-19 mendisrupsi sistem pendidikan secara global, memengaruhi ratusan juta anak di seluruh dunia. Karena itu, sistem pendidikan harus diubah secara mendasar untuk membuat pembelajaran menjadi semakin relevan dengan tantangan pada abad ke-21.”Karena kesejahteraan masa depan kita bergantung pada anak-anak kita, bersama-sama kita harus membawa perubahan mendasar dalam sistem pendidikan,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim dalam pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G-20 kepada semua delegasi yang hadir secara daring ataupun luring dari Yogyakarta pada 16-18 Maret 2022. Nadiem memaparkan, selama ini semua pihak belum berupaya maksimal. Cara hidup manusia belum cukup berkelanjutan, belum cukup tangguh, serta belum cukup berkeadilan untuk menghadapi tantangan berikutnya di masa depan, mulai dari kesehatan pribadi sampai kesehatan publik, hubungan manusia dengan alam, dan cara orang dewasa mendidik anak-anak.”Kita semua harus bertindak lebih nyata. Pandemi Covid-19 telah membawa momen refleksi kepada berbagai pihak mengenai tantangan sistem pendidikan yang dihadapi dunia saat ini,” kata juga Memulihkan Pendidikan Bersama untuk Atasi ”Learning Loss”Pada hari pertama, fokus agenda prioritas yang dibahas dalam pertemuan itu di antaranya pendidikan berkualitas untuk semua dan teknologi digital dalam pendidikan. Pertemuan tersebut dibuka oleh Iwan Syahril, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, yang merupakan Chair of G-20 Education Working Group EdWG. Selama tiga hari, pertemuan ini dihadiri 27 delegasi secara luring dan 64 delegasi secara hari pertama dihadiri 27 delegasi secara luring, yakni dari Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, Perancis, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, Bank Dunia, UNESCO, dan Unicef. Sebanyak 64 delegasi dari Amerika Serikat, Belanda, Inggris Raya, India, Italia, Jepang, Jerman, Kamboja sebagai Ketua ASEAN, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Turki, Uni Eropa, dan OECD hadir secara daring.”Pertemuan G-20 EdWG 2022 yang berlangsung selama beberapa hari ke depan menandai salah satu tonggak penting kita menuju hari esok yang lebih baik. Dengan semangat gotong royong, mari kita wujudkan tema ’Recover Together, Recover Stronger’ menjadi tindakan nyata yang bermakna untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada setiap anak di setiap negara, untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan,” kata royong globalMenurut Nadiem, Indonesia akan mengambil kesempatan untuk melanjutkan presidensi G-20 dengan memperkuat kolaborasi demi mewujudkan masa depan pasca-Covid-19 yang lebih adil, tangguh, dan berkelanjutan. Indonesia sangat menjunjung tinggi prinsip kolaborasi. Sejarah Indonesia kental dengan nilai gotong royong atau saling membantu dan mendukung untuk mencapai tujuan bersama, sesuai dengan tema presidensi G-20 tahun ini untuk ”Pulih Bersama”.Sementara itu, Iwan Syahril mengutarakan bahwa melalui G-20 EdWG, Indonesia mengajak dunia bergotong royong untuk menata dan membangun kembali sistem pendidikan. Hal ini guna mempersiapkan anak bangsa yang tangguh menjawab tantangan masa depan sekaligus mampu menjawab tuntutan juga Inspirasi Gotong Royong untuk Pemulihan PendidikanIwan memaparkan, ketimpangan dalam mengakses pendidikan berkualitas dan ketidaksiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja telah menjadi isu yang dihadapi dunia selama beberapa dekade terakhir. Pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir memperburuk situasi tersebut dengan memperluas kesenjangan sosial ekonomi dan membawa perubahan signifikan pada sistem pendidikan dan dunia kerja.”Fakta bahwa pandemi memberikan dampak kepada seluruh dunia dan semua orang menekankan pentingnya bagi kita semua untuk bergotong royong secara global,” kata KEMDIKBUDRISTEKChair of G-20 Education Working Group Iwan Syahril yang juga Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek kanan memimpin pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G-20 di Yogyakarta pada 16-18 Maret lanjut Iwan memaparkan, semua negara di dunia harus bergerak sekarang. Sebab, anak-anak tidak bisa terus menunggu sekolah mereka dibuka kembali dan mengalami learning loss.”Ini bukan hanya perkara tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, tetapi perkara anak-anak kita yang kehilangan minat belajar dan kehilangan kepercayaan diri. Ini adalah perkara calon pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak lagi berani bercita-cita,” kata Veale, Policy Officer Directorate-General for Education, Youth, Sport, and Culture Komisi Eropa, mengatakan, agenda G-20 EdWG ini merupakan momen yang tepat untuk memikirkan ulang sektor pendidikan dan menitikberatkan pendekatan yang holistik untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.”Kita perlu menggali topik solidaritas dalam semangat gotong royong yang disampaikan. Kita membutuhkan gabungan kebijakan yang ingin kita eksplorasi dalam sesi-sesi lain di EdWG ini,” kata bukan hanya perkara tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, tetapi perkara anak-anak kita yang kehilangan minat belajar dan kehilangan kepercayaan diri. Ini adalah perkara calon pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak lagi berani bercita-citaPemanfaatan teknologiUpaya untuk membangun kembali sistem pendidikan dengan perubahan mendasar butuh pemanfaatan teknologi. Sebab, pemanfaatan teknologi digital yang strategis dan tepat dalam pendidikan merupakan kunci membangun kembali pendidikan sekaligus mendorong pembelajaran berkualitas bagi anak Pantal, International Partnerships Team Leader Department for Education Inggris, setuju bahwa teknologi digital memiliki peran penting dalam sektor pendidikan. ”Saat ini, Inggris melihat bahwa keterampilan digital merupakan hal yang penting dalam mendukung perekonomian yang sukses. Dengan melakukan investasi pada edukasi digital, kita dapat membangun program yang beragam untuk masa depan,” ucap kapasitas sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril mengatakan, teknologi tentu tidak akan menggantikan peran guru sebagai insan pendidik yang berdiri di garis terdepan. Guru di seluruh dunia juga berjuang menghadapi transisi ke pembelajaran daring yang terjadi sangat cepat. Pembatasan sosial dan mobilitas selama pandemi membawa perubahan mendasar bagi kehidupan anak-anak, terutama hilangnya keterhubungan mereka dengan lingkungan belajar yang mendukung dan LINCE NAPITUPULUPesonaEdu mengembangkan contoh sekolah virtual yang menghadirkan buku digital interaktif, learning content management system, dan guru mumpuni untuk mendukung pendidikan jarak jauh di Indonesia yang bisa dipakai di dunia. Inovasi baru PesonaEdu Academy ini untuk mendukung pendidikan digital yang selaras dengan PISA lewat pendekatan sister school ataupun untuk layanan ujar Iwan, para guru di Indonesia berhasil beradaptasi dan belajar melewati tantangan tersebut. Banyak guru yang awalnya tidak siap mengajar secara daring. Namun, para guru di Indonesia menghadapi tantangan itu. Mereka mempelajari cara-cara baru dalam mengajar dan beradaptasi. Pemerintah menjadikan hal tersebut sebagai momentum untuk mengoptimalkan digitalisasi pendidikan, salah satunya melalui platform Merdeka Mengajar yang dirancang khusus bagi guru untuk belajar dari sesamanya.”Inisiatif ini memungkinkan seluruh siswa di Indonesia memperoleh pendidikan berkualitas yang dikembangkan dari kreativitas dan ide-ide inovatif guru. Oleh karena itu, teknologi tidak akan menggantikan peran guru sebagai mentor bagi anak-anak, di mana guru akan selalu berdiri di garis terdepan untuk menentukan masa depan pendidikan, harapan, dan impian anak-anak kita,” papar menegaskan, pemanfaatan teknologi yang strategis dan tepat dalam pendidikan akan mendukung upaya semua pihak untuk membangun kembali pendidikan serta mendorong pembelajaran berkualitas bagi semua anak di dunia. Pendidikan memiliki peran penting dalam pembangunan nasional dan turut memajukan bangsa. Melalui pendidikan berkualitas, diharapkan lahir generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter yang mampu bersaing di era globalisasi saat ini. Oleh sebab itu, masyarakat, satuan pendidikan dan pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di IndonesiaPendidikan berpengaruh terhadap mutu sumber daya manusia suatu negara. Pendidikan juga dikatakan sebagai human investment yang menjadi salah satu indikator penentu kualitas sumber daya manusia. Peningkatan mutu sumber daya manusia ini harus dilakukan secara terarah, terencana, intensif, efektif serta efisien dalam proses tidak mudah untuk memajukan pendidikan di Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara yang luas. Salah satu hal yang menghambat kemajuan pendidikan Indonesia adalah belum meratanya pembangunan pendidikan di seluruh daerah di Indonesia. Tak sedikit daerah pedalaman yang sulit mendapatkan akses ke saat ini memasuki era digital, dimana setidaknya setiap wilayah di Indonesia bisa mengakses internet untuk mendapatkan materi pembelajaran yang lebih luas. Ini menjadi PR sekaligus tantangan bagi masyarakat dan pemerintah untuk turut memeratakan pembangunan infrastruktur di setiap wilayah Indonesia, demi terciptanya pendidikan yang lebih berkualitas, maju dan tidak mudah, namun bukan berarti pendidikan di Indonesia tidak bisa maju dan lebih baik dari sebelumnya. Dengan tekad yang kuat, kebijakan yang tepat, dan kekompakan antara masyarakat, satuan pendidikan dan kebijakan pemerintah akan menghasilkan pendidikan diketahui saat ini sektor pendidikan di Indonesia pun sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Hal ini terlihat dari kesadaran masyarakat akan pentingnya menempuh pendidikan sejak dini, menempuh pendidikan tinggi, guru-guru yang terus mau belajar untuk meningkatkan kompetensi dan beradaptasi dengan perubahan, banyaknya sekolah yang sudah digitalisasi dan modern dalam melakukan KBM dan ini harus diapresiasi dan dukung untuk terus bisa berprogres menciptakan pendidikan berkualitas. Perlahan tapi pasti, pendidikan di Indonesia akan kembali membaik dan bisa bersaing secara yang Mempengaruhi Kemajuan Pendidikan IndonesiaBerbicara mengenai upaya untuk mendukung kemajuan atau peningkatan kualitas pendidikan Indonesia, pasti ada faktor atau hal yang mempengaruhinya. Dilansir dari diketahui beberapa praktisi dan birokrasi berpendapat bahwa problem pendidikan di Indonesia yang saat ini adalah kurangnya mutu guru, kurikulum anggaran pendidikan, serta regulasi pendidikan, sehingga untuk memajukan pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh hal tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan beberapa hal yang mempengaruhi kemajuan pendidikan Indonesia yaitu,1. Kualitas GuruDalam hal ini, bukan berarti Indonesia tidak memiliki guru yang berkualitas, cerdas dan inovatif, hanya saja penyebaran guru Indonesia yang berkualitas mungkin belum merata. Tak sedikit guru yang masih baru dari lulusan perguruan tinggi mengalami syok ketika mengajar atau menghadapi siswa didepan kelas sehingga diperlukan guru yang guru memiliki peran penting untuk mendidik dan membimbing siswa di kelas secara langsung, sehingga kualitas generasi muda ada di tangan guru. Untuk memajukan pendidikan di Indonesia maka pemerintah harus mendukung dan memperhatikan guru dengan cara memenuhi semua kebutuhannya, menghargai perjuangan dalam mengajar siswa, memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan mutu atau kualitas guru, serta penyeleksian guru yang yang lebih seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa saat ini pun banyak guru Indonesia yang tak pernah berhenti belajar. Ini menjadi salah satu upaya dan inisiatif guru Indonesia ingin berkontribusi langsung untuk memajukan pendidikan. Tentu sekolah dan pemerintah seharusnya memberikan apresiasi yang baik bagi guru-guru yang mau terus guru yang mau belajar melalui webinar atau seminar tentang pendidikan, pelatihan mengajar dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran di Buku yang Meningkatkan Kemampuan Mengajar GuruGuru terus meng-upgrade kualitas mengajarnya ialah karena perkembangan zaman dan teknologi semakin Baisuni2. Kurikulum PembelajaranKurikulum pembelajaran menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, karena kurikulum ini dijadikan sebagai acuan untuk mengajar. Di Indonesia sendiri sudah seringkali berganti-ganti kurikulum, hal ini disesuaikan dengan perubahan zaman dan kebutuhan kita bisa lihat kembali kurikulum 1975 dimana kurikulum tersebut lahir terpengaruhi konsep bidang manajemen MBO managementnya by objective. Dalam kurikulum tersebut, metode, materi serta tujuan pengajaran dirinci dalam prosedur pengembangan sistem instruksional yang dikenal dengan rencana pelajaran setiap satuan setelah itu ada kurikulum 1984 yang disebut dengan "kurikulum 1975 disempurnakan". Kurikulum ini dikenal dengan cara belajar siswa aktif di mana siswa sebagai subjek belajar untuk mengamati sesuatu, mendiskusikan hingga tahun 94, terjadi perubahan kurikulum yang memadukan kurikulum 1975 dan 1984. Sayangnya, banyak kritik dari kurikulum tersebut karena dinilai terlalu memberatkan siswa dari muatan nasional hingga muatan muncul kurikulum 2004 berupa Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK disusul dengan kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Setelah kurikulum KTSP terbitlah kurikulum 2013 K-13. Dan baru-baru ini diterapkannya kurikulum Merdeka belajar yang memberikan kemerdekaan mengajar bagi guru dan belajar bagi kurikulum pembelajaran sebenarnya bukanlah hal yang buruk, justru ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, yang terpenting guru, siswa, satuan pendidikan dan masyarakat bisa adaptif dengan Anggaran PendidikanUntuk memajukan pendidikan di Indonesia, pemerintah harus bijak dalam membagi anggaran pendidikan. Alangkah baiknya anggaran pendidikan ini diimbangi dengan pemetaan isu strategis pendidikan. Anggaran ini juga bisa digunakan untuk kegiatan peningkatan kualitas guru dan siswa seperti pelatihan, workshop sosialisasi pendidikan, dan lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia secara Regulasi PendidikanRegulasi pendidikan atau peraturan dan keputusan terkait pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang dinilai cukup banyak, sehingga khawatir terjadi salah tafsir dalam implementasi antar undang-undang. Sehingga hal ini harus lebih Pendukung untuk Meningkatkan Kualitas PendidikanSelain daripada 4 hal yang mempengaruhi kemajuan pendidikan Indonesia tersebut, ternyata ada pula faktor pendukung lainnya yang bisa mempercepat perubahan baik pendidikan di Indonesia. Adapun berikut ini merupakan beberapa faktor pendukung untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yaitu1. Kinerja GuruSelain kualitas/kompetensi guru, kinerja guru juga sangat dibutuhkan untuk mempercepat kemajuan Pendidikan Indonesia. Semangat dan bekerja keras dalam mengajar bisa menciptakan murid berkualitas. Guru juga perlu inovatif dalam menciptakan Semangat Belajar AnakSemangat belajar siswa juga turut membantu menciptakan kualitas pendidikan Indonesia. Siswa harus memiliki motivasi belajar siswa yang Dukungan Banyak PihakMeningkatkan kualitas pendidikan bukan menjadi tugas pemerintah atau guru saja, tetapi dibutuhkan dukungan semua pihak dan kerjasama yang baik satu sama beberapa hal yang mempengaruhi kemajuan Pendidikan Indonesia. Semoga pendidikan Indonesia lebih baik kedepannya. Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu – Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.– Faktor eksternal, adalah masyarakat pada merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan.

sebutkan dua hal yang mempercepat proses perkembangan pendidikan di nusantara